Sunday 18 November 2018

MENGGAPAI PUNCAK GUNUNG BERAPI TERTINGGI DI ASIA TENGGARA, GUNUNG KERINCI

Gunung Kerinci merupakan Gunung berapi tertinggi se Asia Tenggara. Gunung Kerinci juga merupakan gunung tertinggi di Indonesia, Setelah gunung-gunung di Papua.Gunung Kerinci juga Gunung tertinggi di pulau Sumatra. Tinggi gunung Kerinci adalah 3.805 m di atas permukaan laut.


Foto Gunung Kerinci dari depan Hotel Zahza

Gunung Kerinci letaknya di perbatasan 2 propinsi Yaitu Propinsi Sumatra Barat dan Propinsi Jambi. Jalur resmi pendakian ke Gunung Kerinci saat ini hanya satu yaitu melalui desa Kersik Tuo, kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci, propinsi Jambi.


Peta inter aktif Pendakian Gunung Kerinci

Rencana pendakian ke Gunung Kerinci telah kami siapkan beberapa bulan sebelum keberangkatan. Pada awalnya kami masih mempertimbangkan dua pilihan pendakian. Yaitu ke Gunung Kerinci atau Gunung Rinjani. Pilihan akhirnya jatuh ke Gunung Kerinci dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
  • Tiket pesawat dari Jakarta ke Padang lebih murah dibandingkan ke Mataram.
  • Hasil Review dan Googling untuk Pendakian Gunung Rinjani, menurut kami relatif lebih komersil. Hal tersebut akan menyebabkan biaya penginapan, logistik, sewa kendaraan dan biaya porter juga lebih mahal.
  • Gunung Kerinci lebih Tinggi dari Gunung Rinjani.

Alhamdulillah pilihan ke Gunung Kerinci tepat, karena beberapa hari sebelum keberangkatan ke Gunung Kerinci, Lombok diguncang gempa dahsyat yang mengakibatkan pendakian Gunung Rinjani ditutup.

Foto di dalam pesawat Batik air menuju Padang 

Untuk pendakian ke Gunung Kerinci kami jadwalkan sebagai berikut :
hari pertama 
Jakarta - Padang dengan pesawat paling pagi selanjutnya perjalanan darat dilakukan dengan sewa kendaraan lepas kunci (sewa tanpa pengemudi)
Padang - Tamasya Danau di atas - menginap di Base camp/hotel Kersik Tuo 
Hari Kedua
Mulai pendakian dari base camp - hingga shelter 3 dan menginap di shelter 3
Hari ketiga
Shelter tiga - Puncak Kerinci - turun kembali dan menginap base camp/hotel
Hari Keempat
Hotel - trek ke Danau Gunung Tujuh Pulang Pergi - Menginap di Alahan Panjang 
Hari Kelima
Tamasya Keliling Sumatra Barat dengan destinasi dan rute Alahan Panjang - Tamasya Danau di Bawah - Tamasya Danau Singkarak - Solok - Makan Sate mak Syukur di Padang Panjang - Wisata ke Gua Jepang Bukit Tinggi - wisata ke Ngarai Sianok - wisata di Lembah Anai - Makan Es Durian Ganti Nan Lamo di Padang - kembali ke Jakarta dengan peswat terakhir.  


Perjalanan hari pertama dapat dilakukan sesuai jadwal. Kami tiba dan Take off dari Cengkareng Jakarta dengan pesawat Batik air pukul 05:50 dan tiba di Bandara Minangkabau Padang pukul 07:35. Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kendaraan rental dengan sistim lepas kunci atau kami yang mengemudi sendiri.

foto danau di atas

Sekitar pukul 08:15 kami meninggalkan bandara Minangkabau dan tiba di Masjid UMMI Alahan Panjang sekitar pukur 11:00. Masjid ini letaknya persis di pinggir Danau di Atas. Kami berwisata sejenak menikmati hawa yang sejuk dan indahnya pemandangan danau di atas.


Setelah puas wisata di danau di atas kami melanjutkan perjalanan dan tiba di Hotel Zahza Kayu Aro sekitar pukul 16:30. Setelah cek in, Shalat kami menuju Kersik Tuo untuk belanja keperluan logistik untuk pendakian esok hari dan makan malam. Kami juga mampir ke Homestay Paiman untuk konfirmasi Porter yang akan menemani pendakian kami dan memesan nasi bungkus untuk di bawa mendaki. Sebelumnya kami telah menghubungi Homestay Paiman untuk meminta bantuan dicarikan seorang Porter.
 

Home stay Paiman

Selesai urusan di Kersik Tuo kami kembali ke Hotel Zahza. Sekitar pukul 20:43 saat kami sedang paking carrier untuk persiapan esok hari, kami di SMS homestay Paiman yang mengabarkan bahwa Porter yang akan mengantarkan pendakian kami berhalangan karena harus ke luar kota, dan mereka juga tidak bisa menyiapkan bekal karena terlalu pagi.  Mereka memberikan nomer telepon untuk tenaga Porter. Namun nomer tersebut tidak dapat dihubungi.  Hal ini tentu saja membuat kami sempat shok. 

Foto Tugu Macan

Kami memutuskan untuk tetap melakukan pendakian dengan atau tanpa Porter. Pukul 21:30 kami dihubungi oleh Mas Pramono yang mengatakan bersedia menjadi Porter untuk pendakian kami esok hari dan berjanji bertemu di POS pendaftaran pendakian pukul 07:00. Kami minta pihak hotel zahza menyiapkan bekal nasi bungkus untuk kami bawa mendaki. Pihak hotel berjanji akan diusahakan, karena kendala seringnya mati listrik dan waktu pesanan yang terlalu pagi.


Foto Pos Pendaftaran Pendakian Gunung Kerinci

Pendakian Hari Pertama 11 Agustus 2018

Pagi hari kami sarapan di Hotel. Pihak hotel menyatakan pesanan nasi bungkus untuk bekal pendakian sudah disiapkan rumah makan sebelah hotel yang kebetulan sudah buka pagi-pagi. Sekitar pukul 07:25 kami meninggalkan hotel menuju Pos Pendaftaran Pendakian Gunung Kerinci. Di tengah perjalanan kami sempatkan dulu berfoto-foto di Tugu Macan Kersik Tuo. Kawasan Tugu Macan di kelilingi perkebnan teh Kayu Aro dengan Hawa sejuk dan dilatar belakang Puncak Gunung Kerinci.



Kami Tiba di Pos Pendaftaran Pendakian Gunung Kerinci Pukul 07:45. Mas Pramono belum ada di POS tersebut. Beberapa saat kemudian Mas Pramono dan tiga orang pendaki dari Medan tiba di POS dengan menggunakan kendaraan pickup. Kami melakukan pendaftaran dan repaking karena ada tambahan bawaan mas Pramono. setelah semua siap Saya, Randy, Hanny, Mas Pramono dan 3 orang pendaki dari Medan berangkat meninggalkan Pos sekitar pukul 08:05 dengan menggunakan kendaraan pickup. Terlambat satu jam dari target berangkat jam 07:00. Sedangkan istri saya kembali untuk menginap di hotel Zahza menunggu kami hingga turun kembali dari pendakian.


Ujung Aspal

Kami tiba di ujung Aspal dan melanjutkan pendakian dengan berjalan kaki mulai pukul 08:24. Kami merupakan rombongan pertama yang melakukan pendakian pagi itu. Beberapa saat kemudian rombongan dari Jakarta/bekasi tiba menggunakan sebuah minbus beranggotakan 12 orang. Beberapa diantaranya usianya terlihat lebih tua dari saya yang sudah setengah abad lebih hehehe. Beberapa diantara mereka tampak hanya membawa daypak saja. Infonya Logistik utama sudah dibawa porter terlebih dahulu.


Sebelum melakukan pendakian kami berdoa setelah itu saya memberikan sedikit briefing kepada Hanny dan Randy. Saya mengingatkan kepada mereka bahwa kawasan hutan Gunung Kerinci merupakan habitat Harimau Sumatra yang memiliki tubuh cukup besar dan sangat berbahaya. Saya ingatkan agar jarak antar saya Hanny dan Randy tidak terlalu jauh, cukup beberapa meter saja. Jadi jika ada kemunculan Harimau dapat saling menolong dan mengusir Harimau bersama-sama. Trekpole dapat digunakan sebagai senjata untuk mengusir harimau. Kami tiba di pintu Rimba pukul 08:33. Pintu rimba merupakan batas antara ladang warga dengan hutan. Jalan dari Ujung aspal ke Pintu rimba berupa jalan setapak yang disusun dari bebatuan. Sampai dengan pintu rimba jalan relatif tidak terlalu menanjak.


Jalur pintu Rimba ke POS I 

Meninggalkan pintu Rimba kami memasuki kawasan hutan yang sangat lebat. Namun demikian jalur pendakian terlihat jelas. Jalur pendakian sudah mulai menanjak namun tidak terlalu extrim dengan kemiringan seitar 10 - 30 derajat. Kami tiba di POS I atau POS Bangku Panjang sekitar pukul 08:57.

foto POS I

Kami melanjutkan perjalanan menuju POS II atau POS Batu Lumut. Sepanjang perjalanan dari POS I  ke POS II kami diiringi gerombolan monyet berwarna coklat. Entah mengapa mereka bersuara sangat berisik dan saling bersahut-sahutan. Kami tiba di POS II sekitar pukul 09:26

 

Foto Gerombolan monyat yang mengiringi

Kami lanjutkan perjalanan menuju POS III atau POS Panorama. Trek semakin berat dan menajak.


Foto POS II dan trek menuju POS III

Kami Tiba di POS III sekitar pukul 10:17, disini terdapat Saung yang dapat digunakan untuk istirahat dan berteduh.. Ada hal yang menarik di POS III ini yaitu adanya beberapa tupai yang mencari makanan di antara sampah yang di tinggalkan pendaki. SAMPAH !!! Yah benar sekali mulai dari pintu rimba dan tiap-tiap POS akan kita jumpai hal yang menyedihkan dan membuat Risih. Banyak sekali sampah bertebaran di tiap-tiap POS dan juga vandalisme berupa coretan-coretan pendaki di Papan informasi bebatuan dan lain-lain. Tolong jangan di tiru yah meninggalkan sampah dan melakukan corat-coret di sepanjang rute pendakian.


Tupai berkeliaran mencai makanan di antara sampah pendaki di POS III

Kami melanjutkan perjalanan menuju shelter I track semakin menanjak dan berat. Kondisi jalan yang besah bekas hujan kemarin membuat jalan semakin berat.


trak menuju Shelter I

Kami tiba di Shelter I sekitar pukul 12:35. Di Shelter Ini terdapat Saung yang dapat digunakan untuk istirahat dan berteduh. Kami Istirahat panjang di sini untuk makan siang dan shalat. Di sini kami banyak berjumpa dengan rombongan lain baik yang akan turun maupun yang akan naik. Salah satunya adalah denga beberapa turis asal Perancis.


Bersama pendaki dari Perancis di Shelter I

Selesai makan dan Shalat kami meninggalkan Shelter I menuju Shelter II sekitar pukul 13:15. Pada saat hendak berangkat hujan mulai turun. jadi kami kenakan Jas hujan bagian atas. Di tengah perjalanan hujan semakin lebat, jadi kami kenakan juga jas hujan bagian bawah. 


Hujan yang cukup lebat membuat medan pendakian jadi semakin berat karena licin dan becek. Shelter I ke Shelter II merupakan jarak terpanjang antar POS. Stamina yang sudah mulai terkuras membuat pendakian menjadi lambat. Di tengah perjalan hujan berhenti dan berganti menjadi angin kencang dan dingin. Kami tetap gunakan jas hujan untuk melindungi kami dari terpaan angin dingin dan juga agar pakaian kami tetap bersih dan kering. Stamina yang terkuras membuat kami mengantuk, sehingga kami putuskan untuk tidur beberapa saat di tengah jalan. Akhirnya kami tiba di Shelter II sekitar jam 17:00. Stamina yang sudah terkuras serta rasa kantuk yang menyerang membuat kami memutuskan untuk membuka tenda dan bermalam di Shelter II.


Foto Suasana Shelter II

Selesai makan dan Shalat kami segera tidur di dalam tenda. Mas Pramono tidur di Tenda lain. Pukul 3 dinihari terdengar kesibukan di tenda lain untuk persiapan summit attack. Sekitar jam 4 sebagian dari mereka berangkat. Kami sendiri karena kondisi angin kencang dan dingin menunda keberangkatan menanti agak siang sedikit. Setelah shalat subuh dan sarapan kami pun bersiap berangkat untuk summit atack. Namun kami tidak dapat menemukan mas Pramono. Info dari teman di tenda lain mengatakan ia sudah berangkat lebih dahulu. Akhirnya kami berangkat summit attack dari shelter II sekitar jam 06:30.


Foto Track menuju Shelter III yang Extreem

Track dari Shelter II menuju shelter III merupakan jalur terberat. Jalur sempit dengan kemiringan terkadang mendekati 90 derajat terkadang melalu sela-sela akar pepohonan. Mendekati shelter III hutan semakin terbuka dan pepohonan semakin kecil.Pemandangan ke bawah sudah terbuka. Dari sini Tampak keindahan Danau Gunung Tujuh di kejauhan.


Danau Gunung Tujuh dari track menuju shelter III

Kami tiba di shelter III sekitar pukul 08:23. Shelter III merupakan batas vegetasi. Dari Shelter III ke Puncak tidak ada lagi pohon besar. hanya bebatuan, kerikil dan semak kecil. Karena tempatnya terbuka maka terpaan angin kencang dan dingin semakin terasa. Jika ingin istirahat kami harus mencari tempat berlindung di balik bebatuan untuk menghindari terpaan angin kencang. Dari Shelter III pemandangan ke bawah dan ke puncak terlihat jelas.



Danau Gunung Tujuh tampak dari shelter III

Angin kencang terus menemani perjalanan kami dari Shelter III menuju Puncak Gunung Kerinci. Sebenarnya ada himbauan untuk turun dari puncak Gunung Kerinci sebelum pukul 09:30. Karena bahaya gas belerang yang keluar dari kawah. Namun kami terus memperhatikan arah angin dari Puncak Gunung Kerinci yang membawa asap gas belerang tersebut. Kami melihat asap gas belerang dari kawah/puncak tidak bergerak melewati jalur pendakian menuju puncak. Jadi kami putuskan tetap melanjutkan pendakian hingga Puncak.


Track menuju Puncak, tampak asap dari kawah bergerak menjauhi track

Kami Tiba di Puncak Gunung Kerinci Pukul 12:23. Kami merupakan rombongan yang terakhir tiba di puncak Gunung Kerinci hari itu. Dari bibir kawah terlihat banyak sekali Asap belerang yang keluar dari kawah dan menghalangi pemandangan ke dalam kawah. 


Kawah Gunung Kerinci dipenuhi asap belerang
Setelah puas menikmati pemandangan di Puncak Gunung Keinci kami turun kembali pukul 13:30. Selama perjalanan turun kami dilanda krisis karena kehabisan makanan. sedangkan air minum masih cukup. Dalam perjalanan turun menjelang shelter III kami kelelahan hingga kami putuskan tidur beberapa saat. Awan dan kabut serta angin kencang menemani perjalanan kami.

 


Menjelang tiba di shelter II kami berpapasan dengan rombongan pendaki dari medan yang saat mulai pendakian berbarengan dengan kami. Mereka sedang naik menuju shelter III. Hehehe ternyata ada rombongan pendaki yang lebih lambat dari kami. Mendekati shelter II kami berpapasan dengan Mas Pramono yang bermaksud mebyusul kami karena khawatir sudah sore kami belum kembali ke tenda. Ternyata mas Pramono tidak muncak dan tidur di tenda karna pusing katanya.


Akhirnya kami sampai kembali di tenda pukul 17:00. Mengingat saat itu kami kelaparan karena kehabisan bekal, maka kami harus masak dan makan terlebih dahulu. belum lagi waktu yang dibutuhkan untukbongkar tenda dan repaking. Juga kondisi kami sangat lelah saat itu maka kami putuskan untuk tetap menginap di shelter II. Jika kami memaksakan diri untuk turun hari ittu juga, maka perkiraan sampai Pintu Rimba sekitar tengah malam dan akan kesulitan mendapatkan transport ke Pos pendaftaran atau ke Kersik Tuo. Pengalaman kami saat pendakian ke Gunung Slamet dan turun sampai base camp sekitar pukul 20:30 adalah rasa lelah yang luar biasa saat tiba di base camp ditambah kaki dan jari lecet-lecet.

Keesokan paginya selesai shalat subuh dan sarapan kami berkemas untuk turun. Sekitar pukul 08:30 kami meninggalkan shelter II. Selama perjalan turun cuaca cerah dan relatif lancar tanpa hambatan. Menjelang Pos II kami menghubungi istri saya untuk minta jemput di pintu rimba. Kami tiba di Pintu Rimba sektar pukul 13:30. Kami melanjutkan perjalanan ke Pos Pendaftaran dengan kendaraan untuk lapor selesai pendakian

Selesai laporan kami melanjutkan perjalanan wisata keliling Sumatra Barat. Pendakian ke Danau Gunung Tujuh terpaksa kami batalkan karena pendakian ke Gunung Kerinci meleset dari target awal 2 hari menjadi 3 hari.

Ikuti cerita wisata keliling Sumatra Barat kami di Posting berikutnya.

Selamat melakukan pendakian


No comments:

Post a Comment

;nnpz','_tapgmz');