Jembatan Pedestrian (Gentala Arasy), Jambi membentang di atas sungai Batanghari, sepanjang 503 meter.
Jembatan Pedestrian atau sering juga disebut jembatan Gentala Arasy merupakan jembatan gantung khusus untuk pejalan Kaki. Disebut Pedestrian karena fungsinya memang untuk pedestrian atau pejalan kaki. Sedangkan Gentala Arasy diambil dari nama Menara yang berada pada salah satu ujung jembatan yang bernama menara Gentala Arasy.
Gentala Arasy sendiri merupakan singkatan dari Genah Tanah Lahir Abdurrahman Sayuti. Abdurrahman Sayuti merupakan mantan gubernur Jambi periode 1990-2000. Gentala Arasy ini Menara Gentala Arasy merupakan sebuah museum dimana secara umum merupakan museum yang menceritakan tentang sejarah masuk dan berkembangnya agama Islam di kota Jambi. Bentuk menara ini pun sangat unik dan sangat "islami'. Bentuknya mirip dengan masjid. Di puncak menara museum ini, terdapat jam besar yang bisa dilihat dari kejauhan.
Tidak hanya sekedar tempat wisata untuk berjalan kali menikmati pemandangan lalu lintas kapal di Sungai Batanghari, ketika malam hari Jembatan Gentala Arasy juga dijadikan salah satu pusat wisata kuliner di Kota Jambi. Anda dapat menemukan berbagai macam makanan ataupun olahan kuliner khas Kota Jambi di tempat ini.
Wisata kuliner di Jembatan ini berlangsung dari sore hari hingga menjelang pagi dini hari. Di siang hari, para penjaja wisata kuliner dilarang berjualan di sekitar Jembatan ini. Jembatan Pedestrian lokasinya juga dekat dengan pasar Ansa Duo.
Untuk masuk lokasi ini tidak dipungut biaya alias gratis
Peta Lokasi Jembatan Pedestrian (Gentala Arasy) Jambi
Gentala Arasy sendiri merupakan singkatan dari Genah Tanah Lahir Abdurrahman Sayuti. Abdurrahman Sayuti merupakan mantan gubernur Jambi periode 1990-2000. Gentala Arasy ini Menara Gentala Arasy merupakan sebuah museum dimana secara umum merupakan museum yang menceritakan tentang sejarah masuk dan berkembangnya agama Islam di kota Jambi. Bentuk menara ini pun sangat unik dan sangat "islami'. Bentuknya mirip dengan masjid. Di puncak menara museum ini, terdapat jam besar yang bisa dilihat dari kejauhan.
Foto 360° by Henko Okneh
Menara yang kokoh itu terhubung pula dengan Masjid Agung Al Fallah. Fungsinya sebagai menara masjid yang biasanya sebagai pengeras suara adzan. Saat adzan dikumandangkan di Masjid Agung Al Fallah, suaranya di-relay oleh menara tersebut. di bagian bawah dijadikan museum dengan koleksi benda bersejarah dan mushaf Al Quran besar berukuran 18x17 meter. Sedangkan di pelatarannya digambarkan sejarah masuknya agama Islam ke Jambi dalam relief. Lengkap.
Jembatan Pedestrian ini sudah merupakan ikon wisata kota Jambi. Jembatan ini memeiliki konstruksi beton, dengan tiang dari beton, kawat sling dari baja dan pagar dari besi. Jembatan ini berlekuk-lekuk seperti huruf S. Jembatan ini memiliki lebar 4,5 m. Pada ujung jembatan dibuat anak tangga sehingga motor ataupun mobil tidak dapat melintas.
Foto 360° by Henko Okneh
Wisata kuliner di Jembatan ini berlangsung dari sore hari hingga menjelang pagi dini hari. Di siang hari, para penjaja wisata kuliner dilarang berjualan di sekitar Jembatan ini. Jembatan Pedestrian lokasinya juga dekat dengan pasar Ansa Duo.
Untuk masuk lokasi ini tidak dipungut biaya alias gratis
No comments:
Post a Comment