Gunung Slamet merupkan Gunung tertinggi di propinsi Jawa Tengah. Di Indonesia sendiri jika tidak termasuk gunung di Papua, maka Gunung Slamet merupakan Gunung tertinggi ke Lima setelah Gunung Kerinci, Gunung Rinjani, Gunung Semeru dan Gunung Latimojong
Gunung Slamet memiliki ketinggian 3.428 m, terletak di perbatasan empat Kabupaten yaitu Kabpaten Pemalang, Tegal, Banyumas dan Purbalingga. Ada banyak jalur pendakian menuju puncak gunung Slamet yaitu diantaranya :
1. Jalur Pendakian Via Bambangan, Purbalingga
2. Jalur Pendakian Via Dipajaya, Pemalang
3. Jalur Pendakian Via Baturraden, Banyumas
4. Jalur Pendakian Via Kaliwadas, Brebes
5. Jalur Pendakian Via Guci, Tegal
6. Jalur pendakian Via Dukuhliwung, Tegal
7. Jalur Pendakian Via Kaligua, Bumiayu
8. Jalur Pendakian Via Gunung Malang, Purbalingga
Dari sekian banyak jalur pendakian tersebut, jalur Bambangan adalah yang tervavorit. Penulis sendiri memilih jalur ini dengan beberapa pertimbangan diantaranya :
1. Merupakan jalur tervavorit, sehingga akan banyak teman atau kelompok lain yang melakukan
pendakian bersama. Sehingga trek akan jelas dan mengurangi resiko tersesat.
2. Basecamp Start sudah di ketinggian 1.500 m dengan fasilitas yang cukup bagus
3. Basecamp dapat diakses kendaraan pribadi dengan jalan yang relatif bagus
4. Tersedia shelter dan warung hingga pos 7. Hal ini sangat membantu untuk mengurangi beban
logistik pada saat melakukan pendakian.
Survey online
Dengan ketinggian 3.428 m maka persiapan yang matang perlu dilakukan, agr pendakian dapat dilakukan dengan lancar dan aman. Sebelum melakukan pendakian, ritual yang biasa penulis lakukan adalah pengumpulan data dari internet mengenai kondisi gunung Slamet. Adapun data-data yang diperlukan diantaranya adalah :
1. Jalur pendakian yang akan dipilih
2. Kondisi Base camp dan akses menuju basecamp
3. Kondisi Pos di jalur pendakian
4. Perkiraan cuaca pada saat pendakian
5. Akomodasi yang ada di sekitar base camp.
Rencana pendakian akan dilakukan tanggal 24 Desember 2017 dan turun 25 Desember 2017. Berdasarkan survey internet dipilih jalur Bambangan. Alhamdulillah pada tanggal pendakian perkiraan cuaca sangat mendukung dengan kondisi sebagian berawan dan tingkat curah hujan 0 mm (tidak ada hujan).
Berangkat dari Jakarta
Kami berangkat dari Jakarta tanggal 23 Desmber 2017. Kami start sekitar jam 07:00 menggunakan si Grand Livina . Karena hari tersebut merupakan awal dari long weekend (libur 4 hari) maka kami putuskan tidak masuk tol dari cawang tapi masuk tol setelah Cikarang. Sayangnya kami berangkat kurang pagi, sehingga jalan arteripun juga macet, namun tidak separah jalan tol. Kami berangkat bertiga yaitu saya, anak saya kedua Hanny dan anak bungsu saya Randy.
Menginap di Randudongkal
Rencana awal adalah kami akan menginap di hotel Jambe Kembar, Belik. Hotel ini jaraknya hanya sekitar 11 km dari base camp bambangan. Namun karena pada tanggal tersebut fuul book, maka akhirnya kami reservasi di hotel Panorama Randudongkal. Hotel ini berjarak 23 km dari base camp Bambangan. Hotel panorama merupakan hotel yang cukup baik dan bersih. engan tarif Rp 255.000,- sudah mendapatkan fasilitas kamar AC, shower air panas dan breakfast untuk 2 orang. Hotel tersebut juga memiliki fasilitas kolam renang 3 susun. Dari lantai 2 hotel terlihat view gunung Slamet yang indah. Dari belakang kamar terlihat view persawahan yang hampir panen.
Base Camp 7°13'33.60"S 109°15'52.11"E Altitude 1.500 m 24 desember 2017
Setelah Shalat Subuh, mandi, sarapan, repacking kami meninggalkan hotel sekitar pukul 07:15. Sekitar pukul 08:00 kami tiba di Base camp Bambangan. Fasilitas yang ada disini cukup memadai. Terdapat Aula yang dapat digunakan untuk menginap bagi pendaki yang kemalaman dengan ukuran sekitar 20 m x 10 m. Di dalam aula tersebut sebagian sudah di gelar karpet. Parkir tidak terlalu luas dan hanya diperuntukan untuk kendaraan Roda dua. Sedangkan kendaraan roda empat dapat parkir di Pinggir jalan atau beberapa meter dari base camp tersedia pelataran parkir. Tarif parkir untk kendaran Roda empat Rp 50.000,- per malam.
Di bagian belakang tersedia toilet berjajar. Saya lupa jumlahnya apakah 6 atau 8. Cukup banyak dan memadai. Tarif toilet Rp 5.000,- sekali masuk.
Biaya lain yang harus dikeluarkan adalah biaya pendaftaran, PMI, dan bibit, maaf saya lupa berapa totalnya namun tidak terlalu mahal. Tiap peserta akan diberikan bibit tumbuhan yang akan dibawa ke lereng Gunung Slamet. Bibit tersebut cukup diletakan di tempat yang ditentukan, nanti akan ditanam oleh petugas. Selain itu juga diberikan peta rute pendakian.
Suasana di base camp hari itu sangat ramai. Tecatat hari sebelumnya sejumlah 600 orang yang melakukan pendakian. Dan untuk pendakian hari ini sampai jam 08:30 telah tercatat lebih dari 200 orang.
kami secara keseluruhan membawa empat buah yas yaitu 3 buah ransel masing-masing kapasitas 80 L, 60 L, 40 L dan satu tas kamera. Kami bertemu dengan porter kami di basecamp yaitu Mas Kholil. Beliau akan membawakan salah satu ransel kami yang terbesar. Logistik beliau juga digabung di ransel tersebut. Kami membeli nasi bungkus di warung depan basecamp untuk bekal tambahan. Selesai registrasi dan repacking kami mulai melakukan pendakian sekitar pukul 08:42.
Pos Bayangan 1 7°13'33.40"S 109°15'7.10"E Altitude 1.770 m
Dari Base camp menuju Pos Bayangan 1 pertama-tama melalui jalan cor semen sekitar 400 m. Setelah itu melalui jalan berbatu yang cukup lebar dan dapat dilalui kendaraan sekitar 400 m. Di antra jalan berbatu dan jalan semen sedang dilakukan pengerjaan pengecoran jalan. Sepanjang jalan semen dan batu ini melewati ladang warga yang relatif terbuka. Sesuai perkiraan cuaca maka kami melakukan perjalanan dalam kondisi cerah sedikit berawan.
Di ujung jalan batu ada pertigaan menuju puncak dan menuju tempat wisata Gardu Pandang View Slamet, Seetelah jalan berbatu habis maka mulai masuk jalan setapak dari tanah dan mulai masuk ke dalam hutan. Daei base camp ke Pos Bayangan 1 kondisi jalan terus menanjak namun tidak terlalu terjal. Kami tiba di Pos Bayangan 1 sekitar jam 09:52.
Terdapat beberapa warung di Pos Bayangan 1. Kami tidak istirahat lama di Pos Bayangan 1 dan segera melanjutkan perjalanan. Perjalanan menuju Pos 1 kemiringan jalur semakin bertambah. Seperti tahap sebelumnya tahap ini juga jalan terus mendaki tanpa bonus.
POS 1 PONDOK GEMBIRUNG 7°13'36.91"S 109°14'50.62"E Altitude 1.954 m
Di Pos 1 terdapat Shelter dan ada cukup banyak warung. Terdapat beberapa tempat terbuka untuk mendirikan tenda, namun tidak terlihat ada yang mendirikan tenda di POS 1. Warung-warung di Pos 1 menjajakan berbagai jajanan dan minuman, bahkan kami sempat minum dengan es pada saat turun.
Kami tiba di POS 1 jam 10:44. Kami beristirahat di sini sekitar 5 menit. Kami mencicipi segarnya semangka dan mencoba gorengan yang dijajakan di sana.
Gunung Slamet memiliki ketinggian 3.428 m, terletak di perbatasan empat Kabupaten yaitu Kabpaten Pemalang, Tegal, Banyumas dan Purbalingga. Ada banyak jalur pendakian menuju puncak gunung Slamet yaitu diantaranya :
1. Jalur Pendakian Via Bambangan, Purbalingga
2. Jalur Pendakian Via Dipajaya, Pemalang
3. Jalur Pendakian Via Baturraden, Banyumas
4. Jalur Pendakian Via Kaliwadas, Brebes
5. Jalur Pendakian Via Guci, Tegal
6. Jalur pendakian Via Dukuhliwung, Tegal
7. Jalur Pendakian Via Kaligua, Bumiayu
8. Jalur Pendakian Via Gunung Malang, Purbalingga
Peta pendakian Gunung Slamet lewat Bambangan lengkap dengan koordinat tiap Pos
Dari sekian banyak jalur pendakian tersebut, jalur Bambangan adalah yang tervavorit. Penulis sendiri memilih jalur ini dengan beberapa pertimbangan diantaranya :
1. Merupakan jalur tervavorit, sehingga akan banyak teman atau kelompok lain yang melakukan
pendakian bersama. Sehingga trek akan jelas dan mengurangi resiko tersesat.
2. Basecamp Start sudah di ketinggian 1.500 m dengan fasilitas yang cukup bagus
3. Basecamp dapat diakses kendaraan pribadi dengan jalan yang relatif bagus
4. Tersedia shelter dan warung hingga pos 7. Hal ini sangat membantu untuk mengurangi beban
logistik pada saat melakukan pendakian.
Survey online
Dengan ketinggian 3.428 m maka persiapan yang matang perlu dilakukan, agr pendakian dapat dilakukan dengan lancar dan aman. Sebelum melakukan pendakian, ritual yang biasa penulis lakukan adalah pengumpulan data dari internet mengenai kondisi gunung Slamet. Adapun data-data yang diperlukan diantaranya adalah :
1. Jalur pendakian yang akan dipilih
2. Kondisi Base camp dan akses menuju basecamp
3. Kondisi Pos di jalur pendakian
4. Perkiraan cuaca pada saat pendakian
5. Akomodasi yang ada di sekitar base camp.
Rencana pendakian akan dilakukan tanggal 24 Desember 2017 dan turun 25 Desember 2017. Berdasarkan survey internet dipilih jalur Bambangan. Alhamdulillah pada tanggal pendakian perkiraan cuaca sangat mendukung dengan kondisi sebagian berawan dan tingkat curah hujan 0 mm (tidak ada hujan).
Berangkat dari Jakarta
Kami berangkat dari Jakarta tanggal 23 Desmber 2017. Kami start sekitar jam 07:00 menggunakan si Grand Livina . Karena hari tersebut merupakan awal dari long weekend (libur 4 hari) maka kami putuskan tidak masuk tol dari cawang tapi masuk tol setelah Cikarang. Sayangnya kami berangkat kurang pagi, sehingga jalan arteripun juga macet, namun tidak separah jalan tol. Kami berangkat bertiga yaitu saya, anak saya kedua Hanny dan anak bungsu saya Randy.
View Hotel Panorama, Tampak Gunung Slamet Tinggi di Kejauhan
Menginap di Randudongkal
Rencana awal adalah kami akan menginap di hotel Jambe Kembar, Belik. Hotel ini jaraknya hanya sekitar 11 km dari base camp bambangan. Namun karena pada tanggal tersebut fuul book, maka akhirnya kami reservasi di hotel Panorama Randudongkal. Hotel ini berjarak 23 km dari base camp Bambangan. Hotel panorama merupakan hotel yang cukup baik dan bersih. engan tarif Rp 255.000,- sudah mendapatkan fasilitas kamar AC, shower air panas dan breakfast untuk 2 orang. Hotel tersebut juga memiliki fasilitas kolam renang 3 susun. Dari lantai 2 hotel terlihat view gunung Slamet yang indah. Dari belakang kamar terlihat view persawahan yang hampir panen.
Foto Basecamp Bambangan
Setelah Shalat Subuh, mandi, sarapan, repacking kami meninggalkan hotel sekitar pukul 07:15. Sekitar pukul 08:00 kami tiba di Base camp Bambangan. Fasilitas yang ada disini cukup memadai. Terdapat Aula yang dapat digunakan untuk menginap bagi pendaki yang kemalaman dengan ukuran sekitar 20 m x 10 m. Di dalam aula tersebut sebagian sudah di gelar karpet. Parkir tidak terlalu luas dan hanya diperuntukan untuk kendaraan Roda dua. Sedangkan kendaraan roda empat dapat parkir di Pinggir jalan atau beberapa meter dari base camp tersedia pelataran parkir. Tarif parkir untk kendaran Roda empat Rp 50.000,- per malam.
Di bagian belakang tersedia toilet berjajar. Saya lupa jumlahnya apakah 6 atau 8. Cukup banyak dan memadai. Tarif toilet Rp 5.000,- sekali masuk.
Biaya lain yang harus dikeluarkan adalah biaya pendaftaran, PMI, dan bibit, maaf saya lupa berapa totalnya namun tidak terlalu mahal. Tiap peserta akan diberikan bibit tumbuhan yang akan dibawa ke lereng Gunung Slamet. Bibit tersebut cukup diletakan di tempat yang ditentukan, nanti akan ditanam oleh petugas. Selain itu juga diberikan peta rute pendakian.
Suasana di base camp hari itu sangat ramai. Tecatat hari sebelumnya sejumlah 600 orang yang melakukan pendakian. Dan untuk pendakian hari ini sampai jam 08:30 telah tercatat lebih dari 200 orang.
kami secara keseluruhan membawa empat buah yas yaitu 3 buah ransel masing-masing kapasitas 80 L, 60 L, 40 L dan satu tas kamera. Kami bertemu dengan porter kami di basecamp yaitu Mas Kholil. Beliau akan membawakan salah satu ransel kami yang terbesar. Logistik beliau juga digabung di ransel tersebut. Kami membeli nasi bungkus di warung depan basecamp untuk bekal tambahan. Selesai registrasi dan repacking kami mulai melakukan pendakian sekitar pukul 08:42.
Pos Bayangan 1 7°13'33.40"S 109°15'7.10"E Altitude 1.770 m
Dari Base camp menuju Pos Bayangan 1 pertama-tama melalui jalan cor semen sekitar 400 m. Setelah itu melalui jalan berbatu yang cukup lebar dan dapat dilalui kendaraan sekitar 400 m. Di antra jalan berbatu dan jalan semen sedang dilakukan pengerjaan pengecoran jalan. Sepanjang jalan semen dan batu ini melewati ladang warga yang relatif terbuka. Sesuai perkiraan cuaca maka kami melakukan perjalanan dalam kondisi cerah sedikit berawan.
Foto pertigaan jalan menuju puncak dan gardu pandang view Slamet
Terdapat beberapa warung di Pos Bayangan 1. Kami tidak istirahat lama di Pos Bayangan 1 dan segera melanjutkan perjalanan. Perjalanan menuju Pos 1 kemiringan jalur semakin bertambah. Seperti tahap sebelumnya tahap ini juga jalan terus mendaki tanpa bonus.
Foto Shelter POS 1
Di Pos 1 terdapat Shelter dan ada cukup banyak warung. Terdapat beberapa tempat terbuka untuk mendirikan tenda, namun tidak terlihat ada yang mendirikan tenda di POS 1. Warung-warung di Pos 1 menjajakan berbagai jajanan dan minuman, bahkan kami sempat minum dengan es pada saat turun.
Kami tiba di POS 1 jam 10:44. Kami beristirahat di sini sekitar 5 menit. Kami mencicipi segarnya semangka dan mencoba gorengan yang dijajakan di sana.
POS 2 WALANG 7°13'45.75"S 109°14'27.83"E Altitude 2.263 m
Jam 11:01 kami melanjutkan perjalanan menuju POS 2. Medan menuju Pos 2 kondisinaya sama dengan sebelumnya melalui jalan setapak dari tanah dengan tanjakan yang cukup terjal dan tanpa bonus. Di pertengahan jalan menuju Pos 2 sudah terlihat berdiri satu tenda sendiri di tengah hutan. Mulai dari Pos 2 kami sudah mulai berpapasan dengan rombongan yang turun Gunung.
Foto jalan menuju Pos 2
Kami tiba di Pos 2 jam 12:57. Di Pos 2 juga terdapat beberapa warung namun tidak seramai Pos 1. Di Pos 2 terlihat beberapa tenda yang sudah berdiri. Kami tidak beristirahat lama di Pos 2. Kami melanjutkan perjalanan menuju Pos 3 jam 13:03. Mulai dari Pos 2 ransel yang terkecil disatukan dengan ransel terbesar dan dibawa oleh porter kami mas Kholil.
Foto Suasana Pos 2
POS 3 PONDOK CEMARA 7°13'51.90"S 109°14'10.80"E Altitude 2,506 m
Kondisi track Pos 2 Pos 3 sama dengan sebelumnya melalui jalan setapak di tengah hutan dengan kemiringan yang cukup tajam dan tanpa bonus. Kami tiba di Pos 3 sekitar jam 14:35. Di sini kami beristirahat cukup lama untuk makan siang dan shalat Zuhur dan Ashar di jama qashar.
Foto suasana Pos 3
Suasana di Pos 3 sangat ramai. Terdapat shelter dan beberapa warung. Beberapa tenda terlihat masih kosong sedangkan lainya sedang bersiap-siap bongkar tenda dan turun gunung. Sebagian lainnya juga baru tiba di Pos 3 bersama kami untuk melakukan pendakian. Kami meninggalkan Pos 3 pukul 15:02 menuju Pos $.
POS 4 Samarantu 7°14'0.27"S 109°14'6.09"E Altitude 2.611 m
Kondisi track Pos 3 Pos 4 sama dengan sebelumnya melalui jalan setapak di tengah hutan dengan kemiringan yang cukup tajam dan tanpa bonus. Dalam pendakian menuju POS 4 Randy terserang kelelahan dan kantuk yang berat. Untuk melanjutkan pendakian, ransel yang dibawa Randy saya ambil alih.
Foto Pos 4
Kami tiba di Pos 4 jam 16:20. Pos 4 berupa lahan di tengah hutan dengan beberapa tempat terbuka dan dapat digunakan untuk mendirikan tenda, Di Pos ini tidak tersedia shelter ataupun warung. Karena Randy terlihat kelelahan dan mengantuk, kami putuskan untuk istirahat dan tidur sebentar di Pos 4.
Video kami istirahat dan tidur di Pos 4
Di Pos 4 ini sebagian rombongan pendaki yang bersama kami mulai bimbang apakah akan melanjutkan pendakian atau mendirikan tenda di sini. Info dari pendaki ataupun penjaga warung yang turun, kondisi di Pos 5, 6 dan 7 sudah penuh dengan tenda dan tidak ada lapak lagi untuk mendirikan tenda. Sedangkan Pos 8 dan Pos 9 masih terlalu jauh dan hari sudah sore,
kami sendiri tidak ada pilihan dan harus melanjutkan pendakian, karena tenda kami sudah dibawa porter di depan kami. Kami sendiri sebenarnya menargetkan mendirikan tenda di Pos 7. Selesai istirahat dan tidur kami melanjutkan pendakian jam 16:30. beberapa rombongan mulai mendirikan tenda di Pos 4 sebagian lainya tetap melanjutkan pendakian. Belum lama kami melakukan pendakian, kami bertemu satu rombongan yang turun kembali dan memutuskan mendirikan tenda di Pos 4.
Sepanjang perjalanan menuju Pos 5 kami berdoa agar mas kholil bisa mendapatkan lapak di Pos 5. Info dari pedagang yang turun mas Kholil sudah tiba di Pos 5 namun belum mendirikan tenda. Sekitar 15 menit menjelang Pos 5 kami bertemu mas Kholil yang turun menyusul kami. Beliau menanyakan apakah akan tetap mendirikan tenda di Pos 7 atau di Pos 5 saja. Melihat kondisi Randy yang kelelahan dan mengantuk serta hari menjelang senja, maka kami memutuskan untuk mendirikan tenda di Pos 5 saja. Itupun jika kebagian lapak.
POS 5 SAMYANG RANGKAH 7°14'7.72"S 109°13'51.15"E Altitude 2.803 m
Kami tiba di Pos 5 jam 17:2. Saat kami tiba di Pos 5 kami melihat mas Kholil sedang membawa cangkul dan parang untuk mempersiapkan lapak untuk mendirikan tenda. Kami menunggu di warung yang sudah hampir tutup. Saat menunggu di warung kami melihat beberapa orang turun kembali karena tidak kebagian lahan untuk mendirikan tenda.
Video Suasana di Pos 5
Pos 5 terdapat fasilitas bangunan shelter dan tempat terbuka yang cukup banyak untuk mendirikan tenda. Pada saat kami tibadi sini sudah berdiri puluhan tenda.
Setelah tenda berdiri, kami segera masuk tenda, shalat magrib dan isya, makan malam dan istirahat tidur. Tengah malam Hanny merintih kedinginan. Penulis sendiri juga menggigil kedinginan. Jaket, slepping bag, terpal, matras tak mampu menahan hawa dingin dari tanah.
Jam 02:00 dinihari alarm berbunyi. Dengan agak malas kami mulai bangun dan masak untuk sarapan sebagai bekal tenaga untuk summit attack. Setelah selesai makan kami segera bersiap berangkat. Sebelum mulai melakukan summit attack, Hanny dan Randy buang air kecil terlebih dahulu, sedangkan penulis plus BAB karena perut mules.
Sekitar jam 04:00 kami start summit attack. Terlambat satu jam dari target awal untuk start jam 03:00
POS 6 SAMYANG KATEBONAN 7°14'9.20"S 109°13'42.80"E Altitude 2.905 m
Di bawah naungan kegelapan dinihari kami berjalan menembus dinginnya malam dan kelebatan hutan menuju Pos 6. Kondisi jalur track sama dengan sebelumnya namun dengan sudut kemiringan yang semakin tajam. sedikit di atas Pos 5 banyak berdiri tenda-tenda para pendaki. Mulai dari Pos 5 sudah terlihat tumbuhan edelweis. Namun hingga puncak tidak ada pohon edelweis yang sedang berbunga.
Dalam perjalanan ke Pos 6 ini Hanny mengalami mual-mual. Di coba untuk dimuntahkan namun belum bisa keluar.
Kami tiba di Pos 6 sekitar jam 04:25. Kami shalat subuh di sini bergantian. Di Pos 6 tidak terdapat shelter ataupun warung. Terdapat beberapa tenda yang berdiri di sekitar Pos 6. Selesai shalat subuh kami melanjutkan perjalanan menuju Pos 7 sekitar jam 04:50.
Ditengah perjalanan menuju Pos 7 Hanny semakin merasa mual dan akhirnya muntah. Selesai muntah kondisi hannya membaik, badannya terasa lebih ringan dan kamipun melanjutkan perjalanan. Menjelang Pos 7 matahari mulai naik dan kami mendapatkan sunrise di sana.
Pagi yang cerah dan udara yang bersih membuat jarak pandang menjadi sangat baik. Dari sana terlihat dengan jelas gunung ciremai, gunung Andong, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing dan Gunung Merbabu. Laut jawapun dapat terlihat dengan jelas.
POS 7 SAMYANG KENDIT 7°14'13.41"S 109°13'33.96"E Altitude 3.039 m
Kami tiba di Pos 7 sekitar jam 06:45. Di sini hanya ada satu warung dan satu bangunan shelter. terdapat beberapa tenda yang berdiri di sini.
Pada saat kami tiba di Pos 7 penjaja warung sedang mempersiapkan barang dagangannya. Kami bermaksud membeli Aqua namun ternyata tidak tersedia. Dari Pos 5 kami hanya membawa bekal air minum 1 botol 1,5 L dan 1 botol 0,6 L. Mengingat cuaca yang cukup panas dan air minum yang tersisa kurang dari 1,5 L dan diperkirakan tidak cukup, maka mas Kholil berinisiatif mengambil air tambahan disumber air sekitar Pos 7.
POS 8 SAMYANG JAMPANG 7°14'14.16"S 109°13'30.69"E Altitde 3.091 m
Kami Meninggalkan Pos 7 sekitar jam 05:55 dan tiba di Pos 8 sekitar jam 06:14. Jalan dari Pos 7 kondisi hutan sudah mulai terbuka dengan kemiringan yang makin tajam dan tetap tak ada bonus.
Tidak ada shelter dan warung di Pos 8. Terdapat beberapa tenda yang berdiri di Pos 8.Kami tidak berhenti di Pos 8 dan terus melanjutkan pendakian.
POS 9 PLAWANGAN 7°14'16.70"S 109°13'26.10"E Altitude 3.179 m
Kami tiba di Pos 9 jam 07:00. Di Pos ( juga sudah tidak ada shelter ataupun warung. Tidak ada yang mendirikan tenda di Pos 9. Kami Istirahat sebentar di Pos 9, dan melanjutkan pendakian jam 07:08.
Pos 9 merupakan batas vegetasi. Dari Pos 9 ke puncak sudah tidak ada lagi tanaman. Track Pos 9 ke puncak merupakan track terberat. Dengan kemiringan yang tajam sekitar 60 derajat, jalur di landasi pasir kerikil dan campuran batu besar kecil dengan ukuran kerikil hingga seukuran kepala. Batu dan kerikil tersebut kebanyakan tidak tertanam kuat di tanah, sehingga jika dipijak akan gugur ke bawah. Batuan yang gugur ini, selain menguras tenaga juga berbahaya jika longsor ke bawah dan dapat menimpa pendaki lain yang berada di bawah kita. Diharapkan pendaki berhati-hati dan tidak berlari pada saat naik ataupun turun, untuk keselamatan pendaki lainnya.
PUNCAK 7°14'19.16"S 109°13'11.61"E Altitude 3.428 m
Setelah melalui perjuangan yang melelahkan kami tiba di puncak pukul 09:37. Hampir menangis rasanya dapat menggapai puncak gunung tertinggi di Jawa tengah ini.
Pemandangan dari Puncak Gunung Slamet sungguh sangat menakjubkan. Ke arah Timur terlihat awan di bawah kami bagaikan permadani raksasa yang membentang hingga gunung Sindoro, Sumbing dan Merbabu. Ke utara pemandangan clear tanpa awan hingga terlihat laut Jawa. Ke Barat terlihat kawah Gunung Slamet yang masih menyemburkan asap gas belerang. Sungguh Agung ciptaan Allah SWT. Allahu Akbar.
PERJALANAN TURUN
Perjalanan turun lebih cepat daripada saat mendaki. Namun perjalan turun dari puncak ke Pos 9 tetap menguras tenaga karena kondisi bebatuan yang labil. Dalam perjalanan turun ke Pos 9 ini sempat terjadi kecelakaan, dimana porter kami tertimpa batu yang longsor saat dipijak oleh pendaki di atasnya. Beruntung pendaki tersebut sempat memperingatkan ada batu yang jatuh dan porter kami sempat menghindar, namun masih sempat tertimpa bagian tangannya. Beruntung lukanya hanya memar saja dan tidak terlalu parah. Pendaki tersebut kami peringati agar lebih berhati-hati dan tidak berlari pada saat turun, karena hal itu dapat membahayakan pendaki lain.
Sekitar jam 14:00 kami tiba kembali di Pos 5. Setelah makan semangka, nasi rames dan gorengan kami putuskan untuk istirahat tidur sebentar di tenda. Jam 15:00 kami bangun lalu shalat Zuhur dan Ashar di Jama qashar. Seleai shalat kami repacking dan membongkar tenda.
Jam 16:00 kami mulai turun gunung menuju Base camp. Kami berjalan non stop dan baru beristirahat lama di Pos 1. Di sini kami membeli minuman dengan es semangka dan gorengan. Sekitar jam 19:00 kami melanjutkan perjalanan menuju basecamp. Di tengah perjalanan kami berjumpa sepasang muda-mudi yang sedang mendaki. Muda-mudi ini hanya menggunakan cahaya senter dari HP dan tidak membawa senter sama sekali. Sedih rasanya melihat pendaki yang menurut penulis sembrono dengan tidak membawa senter. Kami memberikan senter mini cadangan kami kepada sepasang muda-mudi tersebut dan berharap dapat membantu pendakian mereka.
Sekitar pukul 20:30 kami tiba di basecamp dengan rasa yang sangat lelah. Kaki saya dan Hanny terasa sakit karena terdapat beberapa bagian yang lecet melepuh. Namun kami sangat gembira karena dapat tiba di base camp dengan lancar dan selamat.
Setelah membersihkan diri kami meninggalkan basecamp pukul sekitar pukul 22:00. Karena rasa lelah dan kantuk kami memutuskan untuk menginap kembali di hotel Panorama Randudongkal. Beruntung buat kami karena masih tersedia kamar yang kosong.
Berikut ini perkiraan jarak dan waktu tempuh masing-masing Pos 1.
Selamat mendaki.
Kami cukup lama berada dipuncak untk menikmati kebesaran Allah SWT. Kami kembali turun menuju tenda pukul 10:30. Dari ratusan pendaki yang kami jumpai, saat kami tiba di puncak, kami tidak melihat ada pendaki yang mendaki melalui jalur lain.
PERJALANAN TURUN
Perjalanan turun lebih cepat daripada saat mendaki. Namun perjalan turun dari puncak ke Pos 9 tetap menguras tenaga karena kondisi bebatuan yang labil. Dalam perjalanan turun ke Pos 9 ini sempat terjadi kecelakaan, dimana porter kami tertimpa batu yang longsor saat dipijak oleh pendaki di atasnya. Beruntung pendaki tersebut sempat memperingatkan ada batu yang jatuh dan porter kami sempat menghindar, namun masih sempat tertimpa bagian tangannya. Beruntung lukanya hanya memar saja dan tidak terlalu parah. Pendaki tersebut kami peringati agar lebih berhati-hati dan tidak berlari pada saat turun, karena hal itu dapat membahayakan pendaki lain.
Sekitar jam 14:00 kami tiba kembali di Pos 5. Setelah makan semangka, nasi rames dan gorengan kami putuskan untuk istirahat tidur sebentar di tenda. Jam 15:00 kami bangun lalu shalat Zuhur dan Ashar di Jama qashar. Seleai shalat kami repacking dan membongkar tenda.
Jam 16:00 kami mulai turun gunung menuju Base camp. Kami berjalan non stop dan baru beristirahat lama di Pos 1. Di sini kami membeli minuman dengan es semangka dan gorengan. Sekitar jam 19:00 kami melanjutkan perjalanan menuju basecamp. Di tengah perjalanan kami berjumpa sepasang muda-mudi yang sedang mendaki. Muda-mudi ini hanya menggunakan cahaya senter dari HP dan tidak membawa senter sama sekali. Sedih rasanya melihat pendaki yang menurut penulis sembrono dengan tidak membawa senter. Kami memberikan senter mini cadangan kami kepada sepasang muda-mudi tersebut dan berharap dapat membantu pendakian mereka.
Sekitar pukul 20:30 kami tiba di basecamp dengan rasa yang sangat lelah. Kaki saya dan Hanny terasa sakit karena terdapat beberapa bagian yang lecet melepuh. Namun kami sangat gembira karena dapat tiba di base camp dengan lancar dan selamat.
Setelah membersihkan diri kami meninggalkan basecamp pukul sekitar pukul 22:00. Karena rasa lelah dan kantuk kami memutuskan untuk menginap kembali di hotel Panorama Randudongkal. Beruntung buat kami karena masih tersedia kamar yang kosong.
Berikut ini perkiraan jarak dan waktu tempuh masing-masing Pos 1.
Selamat mendaki.
No comments:
Post a Comment