Friday 22 July 2016

PENDAKIAN GUNUNG LAWU VIA CEMORO SEWU

Gunung Lawu Letaknya diperbatasan Jawa tengah dan Jawa Timur dengan ketinggian 3265 m di atas permukaan laut. Gunung lawu ini selain menjadi tempat favorit untuk melakukan pendakian, juga sering di datangi para peziarah, yang biasanya melakukan pendakian pada Tanggal 1 Sura.

Terdapat tiga tempat populer Untuk memulai  pendakian gunung lawu. Yaitu melalui Candi Cetho, melalui Cemaoro Kandang dan cemaoro Sewu.  Cemoro Kandang dan Candi Cetho terletak di kabupaten Karanganyar Jawa tengah, sedangkan Cemoro Sewu terletak di Kabupaten Magetan. Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu jaraknya hanya sekitar 500 meter dan tereletak pada ketinggian yang hamper sama yaitu sekitar 1900 an meter diatas permukaan laut.


Peta Rute Pendakian gunung Lawu
Pendakian kali ini penulis lakukan melalui jalur Cemoro Sewu. Hal ini dipilih karena rute ini merupakan rute terdekat dan tercepat menuju puncak. Meskipun demikian rute ini tanjakannya lebih tajam dibandingkan rute Cemoro Kandang.

Rute Cemoro Sewu kondisi  jalannya sudah bagus yaitu mayoritas berupa jalan setapak yang disusun dari batu-batu padas dan tracknya jelas. Sehingga dapat mempermudah dan mempercepat pendakian serta mengurangi resiko tersesat. Alasan lain adalah adanya banyak shelter pada rute ini. Shelter-shelter tersebut dapat dimanfaatkan sebagai tempat istirahat jika cuaca buruk. Di beberapa POS pendakian pada rute ini terdapat warung yang menjajakan minuman,  gorengan atau nasi sehingga dapat mengurangi  beban logistic yang harus di bawa. Sedikit catatan warung-warung tersebut kecuali di pos V ataupun di hargo dalem tidak Selalu buka. Biasanya hanya buka jika sedang ramai musim pendakian atau penziarah atau hari kamis hingga minggu.

Berikut ini kami sampaikan catatan perjalan pendakian kami disertai peta rute pendakian dilengkapi dengan kordinat masing-masing pos yang tentunya akan banyak bermanfaat bagi para pendaki.

Berangkat dari Jakarta
Untuk pendakian kali ini rencananya hanya saya dan anak laki-laki bungsu saya yang melakukan pendakian. Sedangkan istri menemani dan akan menunggu di Sarangan.  Dari Jakarta kami menggunakan kendaraan pribadi dan berangkat pada pukul 01:30 tanggal 13 Juli 2016. Perjalanan kali ini tidak mengalami hambatan berarti dan tidak mengalami kemacetan di Brexit yang melegenda.

Kami tiba di kota Solo setelah menempuh perjalanan sekitar 9 jam. Kami sempat mampir bersilaturahmi ke rumah family di kota ini sebelum melanjutkan perjalanan ke Sarangan. Kami menginap di hotel Nirwana 2 Sarangan dengan kapasitas 2 tempat tidur queen size (untuk 4 orang). Tarif saat itu adalah Rp 300.000 per malam tanpa breakfast. Kondisi kamar cukup baik dengan fasilitas kamar mandi air panas. Parkir mobil tersedia untuk beberapa kendaraan. Untuk masalah makanan tidak perlu khawatir karena banyak rumah makan dan pedagang keliling di sekitar hotel yang menjajakan makanan nasi, sate dan lain-lain. Bahkan pagi-pagi sekalipun pedagang tersebut sudah berkeliling keluar masuk hotel.

Mulai Pendakian dari Cemoro Sewu 7° 39'  52.23" S,  111° 11'  28.82" E  altitude 1905 m
Setelah shalat subuh, mandi dan Sarapan kami berangkat menuju Cemoro Sewu jam 07:00 tanggal 14 juli 2016. Pagi itu suasana jalan dan Cemoro Sewu masih berkabut dan dingin. Di tempat parker cemoro sewu terdapat ratusan motor milik pendaki yang parkir. Mereka mungkin telah berangkat melakukan pendakian kemarin pagi atau kemarin malam. Ada beberapa tenda yang masih berdiri di cemoro sewu. Dan pemiliknya juga tengah bersiap-siap melakukan pendakian.
Di cemoro sewu kami sempat menguras isi perut agar meringankan pendakian. Wow air di kamar mandi dingin sekali serasa air es.
Foto pos Cemoro Sewu

Setelah melakukan pendaftaran di pos Cemoro sewu, kami mencari informasi apakah ada yang bisa mengantar kami dengan motor sampai tempat yang dapat dijangkau oleh motor. Info dari petugas dapat mengantar sampai menjelang pos I sekitar 15 menit dengat motor atau 45 menit berjalan kaki. Namun harga yang ditawarkan adalah Rp 100.000 per orang. Setelah tawar menawar akhirnya disepakati harga Rp 150.000 per orang. Karena motor hanya satu maka pengantaran dilakukan dengan dua kali bolak-balik dengan menggunakan motor matic. Supaya hemat waktu dan tenaga
Pukul 07:50 saya diantar dengan menggunakan motor.  Perjalanan baru ditempuh sekitar lima menit motor sudah tidak kuat mendaki. Pengantar memutuskan untuk kembali dan mengganti kendaraan dengan motor scorpio. Namun setelah tiba di bawah info by Whatsapp dari Istri motor tidak ada dan anak saya akan diantarkan dengan menggunakan motor yang sama dan tidak perlu membayar.
Saya lanjutkan pendakian dengan tempo perlahan untuk sambil menunggu anak saya menyusul. Setelah sekitar 15 menit anak saya sudah menusul saya dan akhirnya perjalanan kami lanjutkan.

Pos bayangan I  7* 39’ 16,1 S,  111* 11’ 43,6” altitude 2125 m
Perjalanan dari Cemoro Sewu menuju pos Bayangan I diiwarnai hutan pinus dengan jalan setapak yang cukup lebar dan masih tidak terlalu terjal. Kami namakan pos ini Pos bayangan 1 karena tidak ada nama pada pos ini. Pos ini berupa bangunan Shelter terbuat dari kayu  dengan atap seng dan lantai semen. Kami tiba di Pos bayangan I jam 08:26. Di pos ini terdapat lahan datar yang dapat digunakan untuk mendirikan tenda. Kami hanya istirahat sebentar di Pos ini dan melanjutkan pendakian.
Foto Pos Bayangan I pendakian gunung lawu via cemoro sewu

Pos bayangan II  7°  39'  10.66" S,  111°  11'  42.36" E  altitude 2162 m
Pos bayangan II letaknya tidak jauh dari pos Bayangan I. Seperti pos bayangan I pos bayangan II juga tidak ada namanya. Kondisi Pos bayangan II mirip dengan pos bayangan I hanya saja di Pos ini terdapat bangunan warung namun tutup. Kami tiba di pos ini pukul 08:35. Kondisi track Pos bayangan I ke Pos bayangan II jalurnya sudah mulai menyempit dan tanjakannya semakin tajam. Di Pos ini terdapat lahan datar yang dapat digunakan untuk mendirikan tenda.Di pos bayangan II ini terdapat bangunan Warung. Namun pada saat kami naik maupun turun warung tersebut tidak buka.

Foto Pos Bayangan II dan warung yang tutup pendakian gunung lawu via cemoro sewu

POS I   7° 39' 4.47" S,  111° 11'  42.35"E, Altitude  2213 m
Bangunan POS I merupakan sebuah shelter semi permanen. Dengan dinding batu, lantai semen kerangka kayu dan atap seng. Tinggi dinding hanya sekitar 1 m. Di POS I ini terdapat warung yang buka baik pada saat kami naik maupun pada saat kami turun. Kami tiba di POS I pukul 08:51. Di sini dapat dijadikan tempat istirahat atau mendirikan tenda.
Foto Pos I pendakian gunung lawu via cemoro sewu

POS II  7°  38'  26.22" S,  111°11'42.80"E, altitude 2590 m
Track POS I ke POS II merupakan jalur terjauh, dan tanjakannya semakin tajam. Di antara POS I dan POS II ini terdapat ibu-ibu yang menjajakan gorengan dan minuman secara asongan dengan beralaskan bumi dan beratap langit.

Foto Pos II pendakian gunung lawu via cemoro sewu

Di antara POS I ke POS II terdapat batu besar yang berbentuk seperti Ayam Jago sehingga dinamakan Watu Jago. Kordinat Watu Jago terletak pada   7° 38' 33.60" S, 111°11'42.90" altitude 2508 m. Di Sekitar Watu Jago terdapat 2 kali track bonus menurun.
Foto watu Jago

Kami tiba di POS II pukul 11:37. Di POS II ini terdapat shelter yang kondisinya mirip dengan POS I. Kami sempat membeli gorengan yang terdapat di warung POS II ini. Warung ini pada saat kami turun tidak buka. Setelah beristirahat kami lanjutkan pendakian menuju Puncak. Tanaman Edelweis mulai terlihat dari POS II ini.

POS III   7° 38'  13.61" S, 111°11'41.46"E altitude 2800 m
Track dari POS II ke POS III semakin menajak tajam dan menguras tenaga.Di Pos III terdapat shelter yang kondisinya mirip dengan POS I dan Pos II. Tidak ada warung di POS III. Terdapat area untuk mendirikan tenda di POS III.

Pada saat kami tiba di POS III terdapat beberapa tenda yang berdiri disini. Tampaknya mereka rombongan yang berangkat malam hari dan sudah bersiap-siap untuk turun setelah dari puncak.
Foto Pos 3 pendakian gunung lawu via cemoro sewu

Kami Istirahat lama disini. Kami shalat Zuhur dan Ashar serta masak Mie Di Pos ini.

POS IV   7°  38'  1.20" S, 111°  11'  43.80" E, Altitude 3047 m
Track dari POS III ke POS IV sangat terjal dan menguras tenaga. di POS IV tidak terdapat shelter ataupun bangunan lainnya. Kami Tiba di POS IV pukul 16:52. Kami istirahat sebentar disini ditemani burung Jalak Gading yang merupakan hewan endemik gunung Lawu dan dilindungi. Terlihat burung tersebut mencari remah-remah makanan yang ditinggalkan pendaki dan tidak terlihat takut dengan pendaki.
 
Foto POS IV dan Jalak Gading di Pos IV

Ada area untuk mendirikan beberapa tenda di POS IV. Namun di POS ini terpaan angin terasa dingin mendera tubuh.Untuk mengurangi rasa dingin karena terpaan angin kami kenakan jas hujan bagian atas, selama beristirahat disini dan melanjutkan perjalan ke POS V. Sepanjang perjalanan menuju POS V terdapat beberapa spot area datar untuk mendirikan tenda. Namun tidak disarankan untuk mendirikan tenda disana karena area relatif terbuka dan tidak terlindung dari terpaan angin. Selain itu POS V yang lokasinya jauh lebih baik sudah tidak terlalu jauh. Dari Pos IV ke POS V akan melewati Sumber air Sumur Jalatundo. Namun untuk mengambil air disini tidak disarankan karena harus turun vertikal sekitar 4 meter.
Foto sumur Jalatundo

POS V   7°  37'  56.73" S,  111°  11'  46.41"  E, Altitude 3107 m
Menjelang pukul Enam sore kami tiba di POS V. Disini ada tiga bangunan terdiri dari satu bangunan yang atapnya sudah rusak dan dua bangunan warung dengan dinding dan atap terbuat dari terpal dan kerangka dari kayu. Bagian dalam warung terdapat semacam aula yang lantainya dilapisi tikar.
Foto Pos V pendakian gunung lawu via cemoro sewu
Sudah ada beberapa rombongan pendaki yang mendirikan tenda di POS V. Di warung sisi sebelah kanan jalan sudah ada beberapa rombongan pendaki yang beristirahat sedangkan warung sebelah kiri sisi jalan masih kosong. Maka kami putuskan untuk beristirahat di warung yang sebelah kiri. Di Warung ini kami memesan teh manis panas dan nasi. Menu nasi yang tersedia nasi pecel dengan telur ceplok. Tidak ada nasi goreng he he he.

Foto warung di Pos V pendakian gunung lawu via cemoro sewu

Tidak beberapa lama kemudian ada dua rombongan yang datang dan beristirahat di warung ini. Kami putuskan untuk bermalam di warung ini karena kondisinya tidak terlalu ramai. Selain itu dapat menghemat waktu untuk bongkar pasang tenda. Untuk menginap di warung ini ada etika tidak tertulis yaitu boleh menginap di warung asal kita membeli makanan di warung tersebut. Warung di POS V ini dilengkapi fasilitas genset yang menyala hingga sekitar pukul 21:00. Sayangnya tidak tersedia fasilitas toilet di POS V. Jadi kalau kepepet ya terpaksa cari pojokan/semak-semak deh.
Foto sendang drajat pendakian gunung lawu via cemoro sewu

Jaket tebal, training dobel, kaus kaki dobel, sleeping bag tidak mampu mengatasi hawa dingin di malam hari. Sekitar tengah malam saya terbangun dan nengeluarkan flysheet yang digunakan sebagai selimut tambahan untuk saya dan anak saya.

Sekitar pukul 02:30 serangan dingin semakin menjadi sehingga kami tidak bisa tidur lagi dan kami putuskan untuk bangun dan memasak makanan. Rombongan di depan kami juga terlihat kedinginan dan sedang menghangatkan diri di depan kompor gas portable yang mereka bawa. Ketika kami hendak masak dengan kompor parafin mereka menawarkan menggunakan kompor gas mereka agar lebih cepat. Kami gunakan kompor mereka untuk masak mie.

PUNCAK LAWU   7° 37'  38.18"  S,  111°11'40.86"E,  Altitude 3265 m
Selesai makan dan shalat subuh kami berangkat menuju puncak sekitar  pukul 05:30. Carrier kami tinggal di warung. Kami hanya mebawa bekal minum 1 botol kemasan 0,5 liter, Serta botol kosong 1,5 liter untuk diisi air di sendang drajat pada saat turun dari puncak. Selain itu kami juga membawa jas hujan bagian atas saja untuk berjaga-jaga jika cuaca hujan.

Foto 360 derajat puncak lawu klik dan drag foto untuk melihat foto berputar 360 derajat

Foto Padang edelweis menuju puncak
Kami berjalan bersama dua rombongan lain yang menginap di warung itu. Setelah beberapa saat berjalan saya dan anak saya mulai tertinggal. Akhirnya kami tiba di puncak sekitar pukul 06:15. Di Puncak Hargo Dumilah terdapat tugu penanda puncak. Di bawah sekitar puncak terdapat beberapa spot yang dapat digunakan untuk mendirikan tenda. Ada beberapa tenda yang berdiri di sekitar Puncak.
 

Perjalanan Turun
setelah puas di Puncak kami turun gunung pukul 06:40. Di sendang Drajat kami mengisi botol yang telah kosong dengan air dari mata air tersebut. mata air sendang Drajat ini banyak menjadi tujuan peziarah. Konon kabarnya bagi para peziarah yang mandi atau minum air dari sendang drajat ini dapat membawa keberuntungan. Kami sendiri mengambil air di sendang drajat rencananya digunakan untuk keperluan toiletry jika kekepet sepanjang perjalanan turun.
Edelweis yang mekar di sekitar puncak Lawu

Setelah tiba kembali di warung kami memesan teh manis dan telur omelet tanpa nasi. Selesai makan kami lanjutkan perjalan turun pukul 08:06. Pada saat turun warung di POS II tutup. Jadi kami lanjutkan perjalanan di POS I. Mnejleang POS I terdapat dua orang ibu yang menjajakan makanan secara asongan di dua tempat yang berbeda. Di Pos I kami istirahat dan mengisi perut dengan gorengan yang dijual di warung.
Telaga sarangan dari Gunung Lawu
Kami tiba kembali di POS Cemoro Sewu sekitar pukul 12:30. Meleset dari target untuk tiba di Cemoro sewu sebelum jumatan. Usia membuat kaki terasa lunglai untuk diajak berjalan lebih cepat.

Catatan
Waktu tempuh yang kami capai relatif lambat. Maklum usia saya sudah mendekati setengah abad. Untuk pendaki yang lebih muda mungkin bisa jauh lebih cepat sekitar 3 - 5 jam untuk menuju pos V.

Meskipun banyak POS/Shelter dan Warung selama perjalanan, sebaiknya pendaki tetap membekali diri dengan mmebawa tenda dan sleeping bag. Apalagi jika pendakian dilakukan malam hari. Hal ini untuk mencegah jika kondisi tubuh kita drop sebelum mencapai POS/Warung yang dapat digunakan untuk menginap. Selain itu juga jika kondisi warung penuh, maka kita dapat menginap di tenda sendiri.

Selamat melakukan pendakian.



No comments:

Post a Comment

;nnpz','_tapgmz');